Jumat, 24 Februari 2012

Pendidikan Karakter


Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat , ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain. Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen olehsoft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen  harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum, dan implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan di SMP sebenarnya dapat dicapai dengan baik. Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur,  jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan.  Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati, Olah Pikir, Olah Raga dan Kinestetik, dan Olah Rasa dan KarsaPengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut.
Menurut UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya , peserta didik berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik.
Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang relatif  tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media elektronik ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik .
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Kegiatan ekstra kurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan Ekstra Kurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.
Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimanapendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaantersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dankomponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.
Menurut Mochtar Buchori, pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pendidikan  karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.
Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama di Indonesia negeri maupun swasta.  Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai best practices, yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.
Melalui program ini diharapkan lulusan SMP memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan SMP, yang antara lain meliputi sebagai berikut:
  1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja;
  2. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
  3. Menunjukkan sikap percaya diri;
  4. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
  5. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
  6. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
  7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
  8. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya;
  9. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;
  10. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
  11. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
  12. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia;
  13. Menghargai karya seni dan budaya nasional;
  14. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
  15. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;
  16. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;
  17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat;
  18. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;
  19. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;
  20. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah;
  21. Memiliki jiwa kewirausahaan.
Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan  karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut.

Pengalaman Pribadi


Pengalamanku dua tahun terakhir ini banyak sekali yang aku inat sewaktu aku itu aku baru diterima di SMP Mardi Waluya 2 kota Sukabumi dan baru di MOPD aku ingat pada saat itu aku sangatlah bosan dengan apa yang aku lakukan saat itu sebab pada waktu itu aku selalu disibukan dengan tugas-tugas yang menurutku itu aneh dan tidak mengasikan lalu sesudah itu masa orientasi pun di akhiri dengan semacam kemping di gedung bekas sekolah SMP Mardi Yuana 1 yang tepatnya bersebelahan dengan Wisma Asisi, di sana sangatlah tidak nyaman karena banyak nyamuk, rumput-rumputnya membuat kaki menjadi gatal, jika siang hari udaranya sangat panas, jika malam hariudaranya lumayan dingin, dan suasana lingkungan yang bisa di bilang agak sedikit kotor. Aku tidur di ruang kelas bekas yang dulunya di pakai untuk kegiatan belajar mengajar selain itu aku tidur hanya di lapisi oleh karpet yang tipis yang jika di tiduri memuat badan menjadi agak sedikit gatal karena pengaruh dari ruang kelas yang kotor selain itu jika di tiduri membuat sakit badan lalu yan membuat gedung itu tidak nyaman adalah suasana wcnya yang sangat menyeramkan dan ruang ganti pakaian yang sama sekali tidak nyaman dan juga kaka kelas yang membimbing kegatan MOPD kami semua yang menurutku tidak ramah, menyebalkan dan juga kegiatan yang mereka buat menurutku sangat membosankan. Yang membuatku ingin cepat-cepat pulang ke rumah untuk merasakan nikmatnya tidur di kasur yang emouk,sejuknya udara di sekitar rumah orang tuaku, wc yang tidak menyeramkan, kebersihan lingkungan rumah, ruang ganti pakaian yang layak untuk dipakai dan lain-lain. Aku memang sudah bersama-sama dengan teman sebayaku atau bisa disebut dengan peserta MOPD yang lain sudah seminggu lamanya.Tetapi sampai saat itu aku pun belun terlalu mengenal teman-temanku yang berasal dari SD lain yang berbeda dariku. Sewaktu itu aku hanya mengenal teman-teman yang sudah lama aku kenal yaiyu teman-teman yang satu SD denganku yaitu SD Mardi Waluya yang tepatnya berdiri di sebelah SMP Mardi Waluya 2 yang sekarang aku tempati ini dan yang aku sebut dengan SMPku tercinta. Pengalamku di kelas dua SMP yang saya ingat dari dua tahun terakhir ini yaitu pada saat kenaikan kelas satu SMP ke kelas dua SMP karena hanya angkatan tahunku lah yang kelasnya di rubah menjadi empat kelas yaitu kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas D untuk anak-anak yang terpilih karena kepintarannya dalam kegiatan belajar mengajar, pada saat kelas dua SMP hanya ada beberapa teman di kelas dua SMP yang saya kenal karena berasal dari kelas 7D. Jadi teman-teman sekelasku yang berasal dari kelas yang berbeda aku “kurang mengenalnya. Dan pada kelas dua SMP ternyata aku terpilih menjadi bendahara kelas dan teman-teman sekelasku mengenal aku tetapi tidak dengan aku yang kurang mengenal mereka dan hampir semua teman-teman yang sekelas denganku, aku tak mengenal mereka. Tetapi lama kelamaan aku terbawa oleh waktu jadi aku pun mengenal mereka walaupun aku tak mengenal mereka sepenuhnya tetapi aku tahu nama dari masing-masing teman-temanku itu. Aku sangatlah senang dengan segala kegiatanku pada kelas dua SMP ini karena di kelas dua SMP ini selain aku menemukan teman baru, sahabat baru dan teman lelaki yang menurutku dia baik. Selain itu yang aku kenang sampai saat ini adalah pada saat aku study tour ke TMII yaitu Taman Mini Indonesia Indah yang berdiri di Jakarta, di sana aku banyak sekali melakukan kegiatan dari pagi hari sampai ke malam hari lagi di Jakarta aku mengunjungi tempat bermain sekaligus tempat menuntut ilmu. Di sana aku bermain dengan sahabatku dan teman lelakiku sampaikami di suruh untuk masuk ke bis kami masing masing dan melanjutkan perjalanan kami melewati jalur Bogor dan di Bogor kami ada kegiatan di tajur kegiatan kami ini kegiatan yang bebas jadi aku pun berjalan-jalan bersama teman lelakiku sampai kami berkumpul di tajur kembali dan melanjutkan perjalanan kami dengan bis kami masing-masing dan di bis saat perjalanan aku pulang ada sesuatu keanehan yang membuat saat aku sampai di sekolah dan keesokannya aku bertengkar dengan teman lelakiku dan membuat hubungan pertemanan kami menjadi berbeda dan mulai saat itu aku dekat dengan teman lelakiku yang lain sampai aku ujian kenaikan kelas dan akhirnya aku naik kelas dan melanjutkan ke kelas tiga SMP. Setelah aku sudah di kelas tiga SMP kelas kami di bagi kembali menjadi tiga kelas yang berbeda karena di acak kembali. Kegiatan yang aku kenang pada saat aku kelas tiga SMP ini adalah saat aku ret-ret karena hanya tahun ini lah ret-ret di sekolah ini yang tidak ret-ret di kesusteran melainkan ret-ret di hotel yang terletak di selabintana. Kegiatanku itu bermulai di akhir bulan November, walaupun hanya tiga hati tetapi kegatanku ini sangatlah bagus dan aku sangat menyukainya. Di sana pada saat ret-ret aku membawa bekal uang sepuluh ribu rupiah saja dan perbekala makanan ringan sedikit . dan aku membawa uang tiga puluh ribu rupiah pada saat aku pulang ke rumah aku membawa uang tiga puluh ribu rupiah. Dan orang di rumahku bingung kenapa aku pulang ke rumah uang bukannya menjadi sedikit tetapi uangku malah menambah dua puluh ribu rupiah. Dan aku menceritakan yang sebenarnya bahwa aku dan temanku menjual makanan ringanku. Jika aku mengngat dahulu aku ingin tertawa :D

Data Pribadi

Nama lengkap saya Cindy Silvia. Saya lahir di Sukabumi 09 juni 1997. Aku anak ke pertama  dari tiga bersaudara. Meskipun saya anak pertama bukan berarti saya anak yang manja dan apapun kemauan saya harus diturutin. Karena kedua orang tua saya mengajarkan agar saya menjadi anak yang berbakti, bertanggung jawab dan menjadi anak yang sukses dan berhasil.
Saya bersekolah dasar di SD Mardi Waluya, yang letaknya tidak jauh dari rumah, enam tahun saya bersekolah di SD tersebut, dan setelah lulus dan mendapatkan nilai yang cukup akhirnya saya melanjutkan ke SMP Mardi Waluya 2  di daerah IR.H.Juanda, saya memilih smp tersebut karena memang sekolah menegah pertama tersebut terfavorit di daerah Sukabumi. Tiga tahun saya belajar disana dan sebentar lagi saya akan melaksanakan ujian nasional dan saya berharap saya bisa melewati ujian nasional tersebut dan meneruskan ke SMKK BPK Penabur mudah mudahan saya senang sekolah disana karena sekolah kejuruan tersebut terkenal bagusnya dalam prestasi. Agama saya katholik, mendengarkan musik dan menonton film korea adalah hobi saya. Biasanya di waktu senggang saya lebih memilih melelakukan hobiku ketimbang hal lain seperti bepergian, aku suka mendengarkan musik atau lagu-lagu korea. Makanan kesukaanku adalah nasi goreng, dan masih banyak lagi. Aku menyukai semua jenis minuman, terutama yang dingin. Warna kesukaanku adalah warna pink. Keinginanku saat ini adalah lulus SMP dan langsung masuk ke sekolah menengah kejuruan dan Cita-cita saya adalah orang sukses. saya suka dengan hewan anjing dan kelinci.kelak bisa membahagiakan ke dua orangtua saya, amiin.